Subscribe Us

 

Manfaat Terapi Bekam dari Sudut Pandang Medis dan Sunnah Islam


ABU AULIA, Jakarta - Bekam: Warisan Pengobatan Kuno yang Tetap Relevan Bekam (Arab: الحجامة / al-hijamah) adalah metode pengobatan tradisional dengan cara mengeluarkan darah statis (darah kental yang mengandung toksin) melalui sayatan kecil pada kulit. 
Proses ini dilakukan setelah pemvakuman pada kulit, lalu dilanjutkan dengan pengeluaran darah.

Sejarah mencatat, bekam telah dikenal sejak era Sumeria, Babilonia, Mesir kuno, Saba, hingga Persia. 
Di masa Nabi Muhammad ﷺ, bekam dilakukan menggunakan tanduk kerbau, tulang unta, hingga gading gajah. 
Dalam tradisi Tiongkok kuno, metode ini disebut sebagai horn therapy atau "perawatan tanduk".

Di Nusantara, belum ada catatan resmi kapan tepatnya bekam diperkenalkan. Namun, diduga kuat datang bersama pedagang Gujarat dan Arab yang sekaligus membawa ajaran Islam. 
Para ulama dan santri kala itu mempelajari bekam melalui kitab kuning dengan teknik sederhana: 
menggunakan api dari kapas atau kertas yang dibakar, lalu ditutup cepat dengan gelas atau botol. 
Bekam populer untuk mengatasi pegal-pegal, sakit kepala, dan "masuk angin".

Sejak 1990-an, terapi bekam kembali marak di Indonesia berkat mahasiswa serta pekerja yang pulang dari Malaysia, India, dan Timur Tengah. Kini, praktiknya lebih higienis dengan alat modern sesuai standar medis.


Perspektif Medis: Mengalirkan Kembali Energi Tubuh 

Secara medis, bekam diyakini dapat meningkatkan aliran darah, sehingga tubuh merangsang proses penyembuhan alami.

Menurut Houman Danesh, M.D., asisten profesor anestesi dan rehabilitasi di Mount Sinai Hospital, bekam membantu memicu respons penyembuhan yang sebelumnya melemah. 
Ia kerap mengombinasikan bekam dengan terapi konvensional.

Sementara Reid Blackwelder, M.D., mantan ketua American Academy of Family Physicians, menjelaskan bekam bekerja layaknya “bengkak steril”
Proses penarikan darah ke jaringan saraf membuat tubuh mengira ada cedera, sehingga antibodi bergerak ke area tersebut untuk mempercepat penyembuhan.

Efek samping bekam relatif kecil, hanya berupa bengkak atau memar di area kulit yang dibekam. 
Kondisi ini wajar, tidak menimbulkan rasa sakit, dan menjadi bagian alami dari proses terapi.


Manfaat Klinis Terapi Bekam 

Sejumlah penelitian di Indonesia telah membuktikan manfaat bekam, di antaranya:

1. Mengurangi Nyeri 
Bekam terbukti membantu meredakan nyeri otot pinggang, leher kronis, hingga sindrom lorong karpal.

2. Menurunkan Tekanan Darah (Hipertensi)
  • Irawan & Ari (2012): 
Terapi bekam memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada pasien hipertensi di Kediri (p < 0.005).
  • Akbar (2013): 
Penelitian di Semarang menunjukkan perbedaan signifikan tekanan darah sebelum dan sesudah bekam basah, dengan hasil penurunan rata-rata sistolik dari 157,38 mmHg menjadi 145 mmHg, serta diastolik dari 93,63 mmHg menjadi 87,5 mmHg.

  • Efek Tambahan 
Beberapa studi menyebut bekam juga berpotensi membantu menurunkan kadar kolesterol serta meningkatkan metabolisme tubuh.


Pandangan Islam: Sunnah Rasulullah ﷺ 

Selain bukti medis, bekam memiliki legitimasi kuat dalam Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:
Sesungguhnya pengobatan paling ideal yang kalian gunakan adalah bekam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Banyak ulama menegaskan bekam sebagai sunnah, bahkan dianggap salah satu bentuk thibbun nabawi (pengobatan Nabi). 
Maka tak heran, praktik ini kembali menjadi tren di kalangan umat Islam modern, terutama mereka yang ingin menggabungkan kesehatan fisik dengan nilai spiritual.


Terapi bekam adalah perpaduan sempurna antara kearifan tradisional, sunnah Rasulullah ﷺ, dan bukti medis modern. 
Dengan risiko minimal, manfaat maksimal, serta pengakuan dari berbagai penelitian, bekam layak menjadi alternatif terapi komplementer yang mendukung kesehatan tubuh sekaligus spiritualitas.


(as)
#Bekam #AlHijamah #TerapiBekam #HidupSehat #ThibbunNabawi #SunnahRasulullah #PengobatanTradisional #Hipertensi #KesehatanHolistik