Subscribe Us

 

PENCIPTAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN & SAINS

 

ABU AULIA, Jakarta - Bagaimana manusia diciptakan? Pertanyaan ini tidak hanya menjadi bahan renungan filosofis dan spiritual, tetapi juga objek penelitian ilmiah yang panjang. 
Dalam Al-Qur’an, proses penciptaan manusia dipaparkan melalui ayat-ayat yang penuh makna. 
Di sisi lain, ilmu pengetahuan modern berusaha menguraikannya dengan pendekatan biologi, embriologi, hingga genetika.

Film pendek “Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an & Sains” mencoba menjembatani dua perspektif tersebut. 
Karya ini diolah dari konten Tafsir Ilmy (Tafsir ayat-ayat Kauniyah) yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Penciptaan Manusia dalam Al-Qur’an Al-Qur’an menjelaskan tahapan penciptaan manusia secara bertahap. Dalam Surah Al-Mu’minun ayat 12-14 disebutkan:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Ayat ini menggambarkan proses luar biasa:
  • Sulālah min ṭīn (esensi tanah) – asal mula penciptaan manusia.
  • Nuṭfah (setetes mani) – proses fertilisasi.
  • ‘Alaqah (segumpal darah yang menempel) – fase embrio awal.
  • Muḍghah (segumpal daging) – bentuk embrio lebih jelas.
  • Iẓām (tulang) yang kemudian dibalut dengan laḥm (daging).
  • Hingga akhirnya menjadi khalqan ākhara – makhluk yang sempurna dengan ruh.


Perspektif Sains Modern 

Sains modern melalui cabang ilmu embriologi menjelaskan tahapan pertumbuhan manusia mulai dari:
  • Fertilisasi (pertemuan sperma dan sel telur),
  • Zygote (sel tunggal hasil pembuahan),
  • Blastosis (penempelan pada dinding rahim),
  • Embryo development (pembentukan organ dasar),
  • hingga Fetus (janin yang berkembang menjadi manusia sempurna).

Menariknya, tahapan ini sejalan dengan narasi Al-Qur’an, meski bahasa yang digunakan berbeda. Istilah seperti ‘alaqah dan muḍghah menggambarkan fase biologis yang kini dipahami para ilmuwan.


Harmoni Antara Wahyu dan Sains 

Kehadiran Tafsir Ilmy dari LPMQ dan LIPI menjadi bukti upaya serius untuk mendialogkan wahyu dengan sains. Al-Qur’an bukanlah buku biologi, tetapi memberi isyarat tanda-tanda (āyāt kauniyah) yang mengundang manusia berpikir.

Proses penciptaan manusia yang dijelaskan secara bertahap menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan justru menguatkan pesan wahyu: betapa kompleks, sempurna, dan penuh kebijaksanaan ciptaan Allah.


Refleksi Spiritual dan Keilmuan 

Film pendek ini tidak hanya mengajak penonton memahami penciptaan manusia dari sisi ilmiah, tetapi juga menyentuh aspek spiritual. Bahwa manusia berasal dari sesuatu yang sangat sederhana, lalu diberi kehidupan, akal, dan ruh. Dari sini, lahir rasa syukur dan kesadaran bahwa penciptaan manusia adalah tanda kebesaran Allah:
فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ 
Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.


Penciptaan manusia bukan sekadar kajian ilmiah, melainkan juga spiritual. Al-Qur’an memberikan kerangka filosofis dan teologis, sementara sains menghadirkan detail biologis yang memperkaya pemahaman kita. Perpaduan keduanya membuka wawasan bahwa wahyu dan ilmu pengetahuan tidak saling bertentangan, justru saling melengkapi.


(as)
#PenciptaanManusia #AlQuranDanSains #TafsirIlmy #EmbriologiIslam #AyatKauniyah #LIPI #LPMQ #IslamDanIlmu