Subscribe Us

 

PENCIPTAAN JAGAD RAYA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN SAINS

 

ABU AULIA, Jakarta - Film pendek berjudul “Penciptaan Jagad Raya” hadir sebagai jembatan antara wahyu Ilahi dan penemuan ilmiah modern. 
Karya ini diadaptasi dari konten buku Tafsir Ilmy (Tafsir ayat-ayat Kauniyah) yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, bekerja sama dengan para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Film ini tidak sekadar menampilkan teori-teori kosmologi modern, tetapi juga memperlihatkan bagaimana Al-Qur’an sejak 14 abad lalu telah memberi isyarat tentang proses penciptaan alam semesta. 
Dengan bahasa visual yang menarik, penonton diajak merenungkan firman Allah dalam hubungannya dengan perkembangan sains.


Al-Qur’an dan Isyarat Kosmologi 

Sejumlah ayat Al-Qur’an menunjukkan tanda-tanda penciptaan alam raya. Misalnya dalam Surah Al-Anbiya’ (21:30):

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Ayat ini kerap ditafsirkan sebagai isyarat terhadap teori Big Bang, yaitu bahwa alam semesta dulunya merupakan satu kesatuan sebelum kemudian dipisahkan oleh sebuah ledakan besar kosmik.

Selain itu, Al-Qur’an juga menyinggung soal ekspansi alam semesta dalam Surah Adz-Dzariyat (51:47):

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
Ilmuwan modern, dengan teleskop dan instrumen kosmologi canggih, baru belakangan memahami bahwa alam terus mengembang. Padahal, Al-Qur’an sudah mengisyaratkannya jauh lebih dulu.


Sains Modern: Big Bang hingga Evolusi Kosmik 

Kolaborasi LPMQ dengan LIPI berupaya memadukan narasi Qur’ani dengan data ilmiah. 
Dari teori Big Bang, terbentuknya galaksi, bintang, hingga bumi dan tata surya, semua ditampilkan dengan visualisasi yang memikat.

Ilmuwan modern berpendapat bahwa usia alam semesta sekitar 13,8 miliar tahun. 
Dari sebuah titik singularitas, energi dan materi meluas, membentuk nebula, lalu menjadi galaksi, bintang, dan planet. 
Menariknya, Al-Qur’an memberikan isyarat tentang tahapan-tahapan penciptaan yang senada dengan temuan ilmiah ini.


Integrasi Wahyu dan Ilmu Pengetahuan 

Film “Penciptaan Jagad Raya” bukan sekadar dokumenter ilmiah, melainkan refleksi spiritual. 
Ia mengajak penonton untuk merenung bahwa sains dan agama tidak perlu dipertentangkan. 
Justru keduanya bisa saling melengkapi:
  • Al-Qur’an sebagai petunjuk dan cahaya kebenaran,
  • Sains sebagai sarana manusia untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

Kolaborasi ini sekaligus membuktikan bahwa Islam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan. 
Semangat penelitian, pengamatan, dan refleksi kosmik telah menjadi bagian dari peradaban Islam sejak abad pertengahan, dan kini kembali relevan di era modern.


Melalui pendekatan integratif antara teks suci dan sains modern, film ini menghadirkan sebuah perspektif yang meneguhkan keyakinan bahwa alam raya bukanlah hasil kebetulan. 
Ada kebijaksanaan dan desain agung di balik penciptaannya.

Penciptaan jagat raya bukan hanya bahan kajian ilmiah, tetapi juga sebuah ajakan untuk bertafakur. 
Semesta raya dengan seluruh kompleksitasnya menjadi tanda kebesaran Allah yang terus mengundang manusia untuk berpikir, meneliti, dan beriman.


(as)
#PenciptaanJagadRaya #AlQuranDanSains #BigBangDalamIslam #TafsirIlmy #KosmologiQuran #IlmuDanAgama #JagadRaya