Subscribe Us

 

Air dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains


ABU AULIA, Jakarta - Air adalah salah satu elemen terpenting dalam kehidupan. 
Tanpa air, mustahil ada kehidupan di muka bumi. Al-Qur’an menegaskan hal ini secara berulang-ulang. 
Kata al-Mā’ (الماء) beserta istilah lain yang berhubungan dengannya, seperti hujan, sungai, laut, dan mata air, disebut lebih dari 200 kali dalam berbagai ayat. 
Jumlah yang tidak kecil ini menunjukkan betapa pentingnya air dalam pandangan wahyu.


Air: Sumber Kehidupan 

Allah berfirman dalam Surah al-Anbiyā’: 30:
وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?
Ayat ini menegaskan bahwa air adalah pondasi utama kehidupan. Setiap organisme, dari manusia, hewan, hingga tumbuhan, tidak akan bertahan hidup tanpa air. 
Sains modern pun mengakui hal ini: 
70% tubuh manusia tersusun dari air, sementara 71% permukaan bumi diliputi oleh lautan. 
Fakta ilmiah tersebut semakin menguatkan kebenaran Al-Qur’an yang telah disampaikan 14 abad lalu.


Fungsi Air Menurut Al-Qur’an 

Al-Qur’an menggambarkan air tidak hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga sebagai rahmat dan ujian.
1. Sebagai Nikmat dan Rahmat
  • Air menjadi sarana penyubur tanaman (QS. Qāf: 9–11).
  • Menjadi sumber minum bagi manusia dan hewan (QS. An-Naḥl: 10).
  • Menjadi sarana kebersihan jasmani dan rohani (wudhu dan tayammum, QS. Al-Mā’idah: 6).

2. Sebagai Ujian dan Bencana
  • Air juga bisa berubah menjadi azab, seperti banjir besar yang menimpa kaum Nabi Nuh (QS. Al-Qamar: 11–12).
  • Badai laut menjadi pengingat rapuhnya kekuatan manusia (QS. Luqmān: 32).

Daur Hidrologi dalam Al-Qur’an 
Sains modern baru menyingkap detail daur hidrologi beberapa abad terakhir: penguapan, pembentukan awan, hujan, dan aliran air kembali ke bumi. 
Namun, Al-Qur’an telah menyinggungnya lebih dulu.

  • Penguapan dan Pembentukan Awan 
Tidakkah engkau melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertindih-tindih…” (QS. An-Nūr: 43).
  • Hujan sebagai Rahmat 
Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun…” (QS. Qāf: 9).
  • Sirkulasi Air di Bumi 
…lalu air itu Kami alirkan di bumi sesuai dengan ukuran (yang ditentukan)…” (QS. Al-Mu’minūn: 18).


Semua ini membuktikan konsistensi wahyu dengan sains, sekaligus menolak anggapan bahwa Al-Qur’an bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.


Pesan Al-Qur’an tentang Kelestarian Air 

Isu krisis air bersih kini menjadi persoalan global. Kekeringan, pencemaran, hingga eksploitasi berlebihan mengancam ekosistem bumi. Al-Qur’an mengingatkan agar manusia tidak merusak keseimbangan yang telah Allah ciptakan:
وَلَا تُفْسِدُوا فِي ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا 
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya...” (QS. Al-A‘rāf: 56).
Dengan demikian, menjaga air berarti menjaga kehidupan. Mengelola air secara adil, hemat, dan berkelanjutan adalah wujud ketaatan kepada Allah dan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi.


Air dalam perspektif Al-Qur’an bukan sekadar objek alam, tetapi juga tanda kebesaran Allah, sumber iman, dan amanah peradaban. 
Semakin dalam kita merenungkan ayat-ayat tentang air, semakin nyata pula bahwa Al-Qur’an sejalan dengan sains modern.

Semoga pemahaman ini memperkuat iman kita kepada Allah SWT, sekaligus menjadi inspirasi untuk menjaga kelestarian air demi generasi mendatang. Āmīn.


(as)
#AirDalamAlQuran #QuranAndScience #KelestarianAir #IslamDanSains #EkologiIslam #AirSumberKehidupan #RahmatDanUjian #HydrologyInQuran