Migrain: Gangguan yang Tak Bisa Diremehkan
Migrain bukan sekadar sakit kepala biasa. Ia adalah gangguan neurologis primer yang menyerang jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Serangan migrain sering kali datang secara periodik, menimbulkan nyeri berdenyut hebat, disertai mual, muntah, hingga sensitivitas tinggi terhadap cahaya dan suara.
Menurut World Health Organization (WHO), migrain masuk dalam tiga besar penyebab disabilitas global.
Serangan migrain sering kali datang secara periodik, menimbulkan nyeri berdenyut hebat, disertai mual, muntah, hingga sensitivitas tinggi terhadap cahaya dan suara.
Menurut World Health Organization (WHO), migrain masuk dalam tiga besar penyebab disabilitas global.
Artinya, penyakit ini tidak hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga memengaruhi produktivitas, kualitas hidup, bahkan kondisi psikologis penderitanya.
Sayangnya, obat-obatan modern yang tersedia masih memiliki dua masalah utama: harga yang relatif mahal dan efek samping yang tidak jarang membuat pasien merasa was-was.
Sayangnya, obat-obatan modern yang tersedia masih memiliki dua masalah utama: harga yang relatif mahal dan efek samping yang tidak jarang membuat pasien merasa was-was.
Dari sinilah kemudian muncul perhatian serius terhadap terapi non-farmakologis, salah satunya adalah terapi bekam (الحجامة).
Bekam: Dari Sunnah Nabi hingga Bukti Ilmiah Modern
Bekam atau ḥijāmah (الحجامة) telah dikenal sejak ribuan tahun lalu, terutama di dunia Arab, Cina, dan Yunani.
Dalam tradisi Islam, bekam bukan hanya dikenal sebagai pengobatan, tetapi juga dianjurkan Nabi Muhammad ﷺ dalam sejumlah hadis.
Praktik ini dilakukan dengan cara mengeluarkan darah kotor melalui sayatan halus di kulit setelah sebelumnya dilakukan proses penyedotan (cupping).
Praktik ini dilakukan dengan cara mengeluarkan darah kotor melalui sayatan halus di kulit setelah sebelumnya dilakukan proses penyedotan (cupping).
Tujuannya adalah mengurangi racun tubuh, melancarkan peredaran darah, sekaligus menurunkan tingkat nyeri.
Dulu, bekam lebih banyak dipandang sebagai pengobatan tradisional. Namun kini, berbagai penelitian modern mulai membuktikan manfaat medisnya, terutama dalam mengurangi nyeri kepala primer, termasuk migrain.
Studi Ilmiah di Palembang: Bekam dan Migrain
Dulu, bekam lebih banyak dipandang sebagai pengobatan tradisional. Namun kini, berbagai penelitian modern mulai membuktikan manfaat medisnya, terutama dalam mengurangi nyeri kepala primer, termasuk migrain.
Studi Ilmiah di Palembang: Bekam dan Migrain
Sebuah penelitian yang dilakukan di Rumah Sehat Ibnu Sina Palembang memberikan bukti menarik tentang efektivitas terapi bekam untuk pasien migrain.
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
- Jenis penelitian: Pre-eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest design.
- Jumlah sampel: 30 pasien migrain.
- Teknik sampling: Purposive sampling.
- Waktu pelaksanaan: 6–25 September 2021.
Pasien terlebih dahulu dilakukan pengukuran skala nyeri sebelum terapi bekam, lalu dibandingkan dengan skala nyeri setelah menjalani terapi.
Hasil Penelitian
- Sebelum bekam: rata-rata skala nyeri = 4,53
- Sesudah bekam: rata-rata skala nyeri = 3,43
Hasil uji statistik dengan Wilcoxon test menunjukkan nilai p-value = 0,000.
Artinya, ada pengaruh signifikan terapi bekam terhadap penurunan skala nyeri pasien migrain.
Dengan kata lain, bekam terbukti efektif mengurangi intensitas migrain.
Dengan kata lain, bekam terbukti efektif mengurangi intensitas migrain.
Rekomendasi Peneliti
Penelitian ini juga menekankan pentingnya edukasi dan penyuluhan kesehatan sebelum pasien menjalani terapi bekam.
Hal ini agar pasien memahami:
Dengan edukasi yang tepat, pasien bisa merasakan manfaat maksimal bekam tanpa disertai risiko yang tidak perlu.
- Mekanisme kerja bekam.
- Manfaat dan batasan terapi.
- Prosedur medis yang sesuai standar.
Dengan edukasi yang tepat, pasien bisa merasakan manfaat maksimal bekam tanpa disertai risiko yang tidak perlu.
Refleksi dan Implikasi
Bekam kini tidak lagi sekadar pengobatan tradisional, tetapi telah masuk ke ranah evidence-based medicine.
Fakta bahwa terapi ini mampu menurunkan skala nyeri migrain memberikan harapan baru, terutama bagi pasien yang tidak cocok dengan obat kimia atau ingin mengombinasikan pengobatan medis dengan terapi alternatif.
Lebih jauh, penelitian ini juga menjadi pintu masuk bagi kajian-kajian lanjutan, seperti:
Lebih jauh, penelitian ini juga menjadi pintu masuk bagi kajian-kajian lanjutan, seperti:
- Apakah bekam dapat membantu menurunkan frekuensi serangan migrain?
- Bagaimana efek bekam dalam jangka panjang?
- Apakah kombinasi bekam dengan pengobatan modern lebih efektif?
Migrain adalah penyakit yang serius, tetapi dengan pendekatan integratif antara pengobatan modern dan terapi bekam, harapan hidup lebih sehat semakin terbuka.
Seperti pesan Nabi ﷺ:
Seperti pesan Nabi ﷺ:
"إِنَّ أَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ"Sesungguhnya sebaik-baik pengobatan yang kalian gunakan adalah dengan berbekam.” (HR. Bukhari & Muslim)
Kini, hadis tersebut mendapat dukungan bukti ilmiah yang semakin kuat.
Bekam, dari sunnah menuju sains, dari tradisi menuju bukti nyata.
(as)
#TerapiBekam #Migrain #Hijamah #PengobatanAlternatif #KesehatanHolistik #BekamMedis #IslamDanKesehatan #EvidenceBasedMedicine #RumahSehatIbnuSina
(as)
#TerapiBekam #Migrain #Hijamah #PengobatanAlternatif #KesehatanHolistik #BekamMedis #IslamDanKesehatan #EvidenceBasedMedicine #RumahSehatIbnuSina